top of page
  • EH

VEI (Seri kuliah vulkanologi: Erupsi eksplosif I)

Updated: Mar 27, 2020




Volcanic Explosivity Index (VEI) adalah skala relatif untuk mengukur seberapa eksplosif sebuah erupsi yang dibuat oleh Chris Newhall dan Stephen Self tahun 1982. VEI ditentukand dari volume tephra yang dikeluarkan selama proses erupsi.


VEI dibuat dalam skala logaritmik (setiap naik satu tingkat, magnitude erupsi bertambah 10 kali lipatnya) 1-8. Kenapa tidak sampai 9? Berhenti di 8, karena volume endapan di level ini (>=1000 cu km) sudah mewakili erupsi yang paling eksplosif yang terekam di Bumi. Hingga saat ini. Tercatat ada 47 erupsi yang masuk ke skala VEI 8. Beberapa event yang masuk Hall of Fame antara lain Yellowstone (640 kya) dan Toba (74 kya). Kedua gunung api ini seringkali dubbed sebagai Supervolcano. Jadi kalau di masa yang akan datang ada erupsi dengan skala lebih besar dari ini (knock on wood, but that would be spectacular), maka kita mungkin akan punya VEI skala 9.


Untuk memperkirakan nilai VEI, kita harus compile data ketebalan ash dari berbagai lokasi untuk menentukan peta kontur ketebalan endapan abu. Oleh karena itu, VEI merupakan skala relatif, karena pada kenyataannya membuat peta kontur ketebalan abu bisa terganjal data yang tidak terlalu lengkap. Erosi dan remote/impossible area dua hal yang hampir selalu jadi musuh bebuyutan field volcanologist or geologist. Dalam kasus ini, informasi mengenai tinggi kolom erupsi dan durasi berlangsungnya erupsi akan menjadi data tambahan yang penting.


Mari lihat sedikit lagi diagram di atas. Beberapa erupsi yang terjadi di Jawa tahun 2000-an, seperti erupsi Kelud 2014 dan Merapi 2010 (juga Sinabung 2013), sebenarnya tidak pernah lebih dari VEI 4. Padahal erupsi Kelud 2014 mengirimkan abu vulkanik sampai ke Jogja, dan erupsi Merapi 2010 mengirimkan awan panas (pyroclastic flow) sampai 15-17 km dari puncak. Merapi 2006 yang cukup legendaris juga sebenarnya hanya VEI 1, sebagaimana kebanyakan erupsi Merapi yang berkisar di antara VEI 1, 2, dan 3.

Erupsi Krakatau tahun 1883, VEI 6, juga legendaris karena Krakatau yang tadinya volcanic island kolaps membentuk kaldera. Erupsi ini juga menyebabkan volcanogenic tsunami yang mengambil 36000-an korban. Naik satu tingkat, di VEI 7, dua erupsi yang legendaris di Indonesia terjadi di Tambora (yang berlangsung selama 3 tahunan, 1812-1815) dan erupsi Rinjani tahun 1257 yang abunya terekam di ice core.


Sekarang, bisa bayangkan impact erupsi supervolcano?




565 views0 comments

Comments


bottom of page