top of page
  • EH

Tipe erupsi explosif (Seri kuliah vulkanologi: Erupsi eksplosif III)

Updated: Mar 26, 2020


Masih ingat sistem klasifikasi Walker (1973)?

Klasifikasi di bawah ini (Cas & Wright, 1988) mengelompokkan tipe erupsi berdasarkan dua parameter i.e: (1) tinggi kolom erupsi dan (2) tingkat eksplosifitas.

Dibandingkan dengan klasifikasi Walker (1973) memang tidak sama persis, tapi derajat fragmentasi (F) berbanding lurus dengan tingkat eksplosifitas. Garis putus-putus memisahkan tipe erupsi hidrovulkanik di bagian atasnya (hydrovolcanic eruption: magma bertemu dengan tubuh air, meningkatkan kandungan volatil dalam magma dan meningkatkan derajat fragmentasi) dan erupsi magmatik di bagian bawahnya. Tipe erupsi ini diberi nama sesuai dengan type locality gunung api yang historical eruption-nya pertama kali dideskripsi dan menjadi acuan.


Mari kita lihat sekilas bagaimana tipikal masing-masing erupsi. Kita akan skip Hawaiian, karena sebagian besar aktifitasnya adalah efusif (piroklastik material kurang dari 1%). Yang perlu diingat dari tipe erupsi Hawaiian adalah magma basaltik yang viskositasnya rendah, dan large gas bubble formation. Tidak jarang juga dijumpai erupsi di Hawaii berubah dari Hawaiian ke Strombolian.

 

1. Erupsi Strombolian

Named after gunung api Stromboli di Aeolian (Lipari) Islands, Italy.

Gambar di bawah ini juga dipakai untuk tipe erupsi plinian (Mt. Vesuvio) dan vulcanian (Mt. Vulcano).

Berikut adalah contoh erupsi strombolian di G. Batu Tara, Busur Sunda bagian timur. Video belongs to Bradley White (2014).

Tipikal erupsi strombolian antara lain: (1) persistant/near-constant activity (2-20 tahun, bahkan hingga 3000 tahun di Stromboli), (2) letusan kecil dengan interval 20-30 menit, (3) diselingi dengan aliran lava (minor), dan (4) erupsi lebih besar terjadi rata-rata 2-5 kali per tahun, (5) umumnya magma basaltik (scoria umum), (6) bisa menghasilkan kerucut sinder (monogenetik) dan juga terjadi pada gunung api komposit.

 

2. Erupsi Vulcanian

Named after gunung api Vulcano, di Italy.


Tipikal erupsi dan produknya: (1) bread-crust bomb dan block melimpah, (2) sebagian partially hydrovolcanic, (3) abu vulkanik melimpah (high degree of fragmentation, high gas content), (4) umumnya erupsi diawali dengan canon-like blast, (5) magma andesitik-dasitik, (6) umumnya berasosiasi dengan lava dome dan dome-collapse related pyroclastic flow.


Beberapa contohnya, Merapi dan Sakurajima.

 

3. Erupsi Plinian

Dinamai mengikuti Plini The Younger yang mencatat erupsi Mt. Vesuvio AD 79, di Italy.


Please Google Pompeii, kota yang terkubur hasil erupsi gunung api Vesuvio selama ~1700 tahun.


Tipikal erupsi plinian antara lain: (1) erupsi magma dengan kandungan silika tinggi (dasitik hingga riolitik, (2) menghasilkan sustained eruptive columns, (3) kaya akan pumice, jadi produknya bisa pumice and ash fall atau pumice and ash flow (ignimbrit), dan (4) umumnya pyroclastic flowterjadi karena column collapse.


Contohnya erupsi Kelud tahun 2014 yang menghasilkan ignimbrite.

 

4. Erupsi Surtseyan

Dinamai mengikuti gunung api Surtsey di Iceland.


Merupakan tipikal erupsi hidrovulkanik dengan magma berkomposisi basaltik. Seringkali erupsi tipe ini dianggap sebagai wet equivalent erupsi strombolian. Beberapa karakter tipikal tipe ini antara lain: (1) base surge umum dijumpai/terjadi, (2) bomb-sag umum dijumpai, (3) accretional lapilli umum dijumpai, (4) umumnya jika tubuh air yang dijumpai oleh magma berupa danau/laut, piroklastik juvenile akan melimpah, sementara jika yang dijumpai berupa air tanah, maka yang dominan dihasilkan adalah fragmen litik aksidental.

 

657 views0 comments

Comments


bottom of page